Ini profil seseorang yang Sukses Tanpa Ijazah | Keberaniannya untuk bersikap mencoba tantangan, membuat hidup Ananta Dwi Rajasa (35) benar-benar berbeda dengan orang kebanyakan. Lahir di keluarga mapan, meski tak terlalu berlebihan, dia tak tercetak menjadi anak manja. Bahkan, berani menerobos kemapanan dengan meninggalkan dunia kuliah, lalu mendirikan bisnis dengan modal nyaris nol dan Sukses Tanpa Ijazah.
“Dari dulu saya yakin, saya ingin jadi orang kaya. Kalau saya jadi dokter, atau pegawai negeri, tidak mungkin jadi kaya kan? Kalau mau kaya itu harus berbisnis, di mana kita bisa mendapatkan income semaksimal kita mampu,” tutur Direktur Robota Robotics School itu kepada Joglosemar di kantornya di Solo, beberapa waktu lalu.
Ananta pun memaparkan kisah suksesnya. Ketika lulus SMA dulu, dia sekadar mengikuti tren, kuliah di Fakultas Kedokteran. Namun, di sela-sela waktu belajar itu dia juga bekerja sebagai guru Teknologi Informasi di salah satu sekolah swasta di Solo.
“Saya itu sejak kecil memang suka otak-atik, sehingga kemampuan komputer itu datangnya banyak dari autodidak. Meski saya juga pernah kuliah di akademi komputer, bahkan akademi analis kimia. Tapi keduanya tak pernah selesai, juga kuliah di kedokteran itu saya tinggal,” pria berperawakan kecil itu.
Suatu kali, timbul keinginan Ananta untuk memulai berbisnis yang lebih serius. Tahun 2005, dia mendengar bahwa di negeri Jepang, robot merupakan teknologi yang mulai diperkenalkan kepada anak-anak usia sekolah dasar dalam bentuk Ekstrakurikuler Robotik atau hobi harian mereka.
“Maka saya pun ingin merintis mengajarkan teknologi itu kepada anak-anak Indonesia. Saya yakin bisa, karena robotika itu kan salah satu cabang terapan dari teknologi informatika,” jelasnya.
Uniknya, ketika mengawali bisnis itu Ananta tak memiliki modal sedikit pun dan kini Sukses Tanpa Ijazah. Dia mengawali dengan mencetak brosur yang ongkosnya pun ngutang ke percetakan. Tidak ada alamat untuk mendaftar, hanya nomor telepon seluler miliknya. “Karena itu, sampai kapan pun saya tidak akan mengganti nomor telepon, karena ini ada sejarahnya dengan bisnis pertama saya,” ujarnya.
Tak dinyana, respons yang masuk cukup banyak. Bahkan, sebagian besar calon peserta bersedia membayar di depan untuk jangka waktu setahun sekaligus. Dan sebagai tempat kursus, Ananta meminjam garasi di rumah neneknya di Solo dan kini beliau Sukses Tanpa Ijazah.
“Modal dari uang kursus yang dibayarkan di depan itu saya belikan sejumlah set rangkaian robot untuk alat belajar. Garasi itu kecil dan kalau hujan tampias. Tapi justru itulah asyiknya, murid-murid saya anak orang kaya yang jarang kehujanan, mereka malah suka,” ujar Ananta mengenang.
Tak dinyana, bisnis yang diawali dari garasi itu kini berkembang pesat menjadi pusat pendidikan robotika pertama di Indonesia yang sangat berhasil. Ada sekitar puluhan cabang tersebar di 15 kota, yang seluruhnya bahkan dirinya tidak hafal satu persatu.